Oleh karena itu berbagai tempat yang indah di Pulau Bali dikembangkan menjadi tempat objek wisata. Salah satu objek wisata adalah pesona keindahan di Keasrian Danau Kembar: Buyan dan Tamblingan.
Mungkin dibenak Anda bertanya-tanya, memang ada danau yang perawan? Perawan disini diasumsikan dengan objek wisata yang keindahan alamnya dirasakan masih sangat alami, belum banyak disentuh oleh modernitas atau tangan-tangan jahil manusia. Apakah masih ada objek wisata yang seperti itu? Jawabannya adalah Danau Buyan dan Tamblingan. Danau Buyan dan Tamblingan juga sering disebut sebagai “danau kembar” karena lokasinya yang berdekatan satu sama lain.
Danau Buyan dan Tamblingan merupakan danau kembar yang sangat memesona para pengunjung disebabkan karena keindahan alamnya yang masih sangat alami, nuansanya yang tenang, dan damai. Disamping menyajikan panorama alam yang begitu indah khas objek wisata di Bali lainnya, kedua danau ini juga belum banyak tercemar. Ketika mengunjungi Danau Buyan dan Tamblingan, maka jangan harap Anda dapat diantar keliling danau dengan perahu motor misalnya, karena memang tidak disediakan. Penduduk sekitar cukup berkegiatan di sekitar danau hanya dengan menggunakan perahu-perahu kecil yang mereka sebut dengan “Pedahu”.
Begitu juga, daya tarik di kedua danau ini semakin lengkap dengan kedatangan kera-kera yang biasanya berlalu-lalang di jalan raya jurusan Denpasar-Singaraja yang kian hari kian bertambah banyak jumlahnya.
Berbagai macam fasilitas juga tersedia di Danau Buyan dan Tamblingan seperti tempat parkir di tepi danau, akomodasi, maupun penyewaan perahu bagi pengunjung yang ingin berkeliling menyusuri keseluruhan area danau. Sehingga tak mengherankan dengan berbagai kelebihan tersebut membuat banyak wisatawan asing maupun lokal yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke Danau Buyan dan Danau Tamblingan.
Para pengunjung dapat asyik berselfie-ria (berfoto) di atas minitaur perahu di pinggir jalan Dusun Asah Panji, Desa Wanagiri, itu. Di atas miniatur perahu yang terbuat dari bambu itu, mereka dapat berfoto dengan latar panorama Danau Buyan dan Danau Tamblingan dari atas ketinggian. Bukan hanya warga lokal Bali yang berselfie ria di kawasan itu, tetapi juga turis asing. Berselfie ria di atas perahu ‘Titanic’ itu, empat wisatawan mancanegara (wisman) datang ke lokasi itu untuk juga berfoto. Para pengunjung silih berganti ke lokasi ini sejak beberapa pekan ini karena miniatur yang banyak disebut sebagai ‘Titanic’ ini banyak diunggah dan diperbincangkan di media sosial.
Siapa yang membuat kapal Titanic itu? Informasi yang diperoleh Balieditor.com menyebutkan bahwa Titanic ini dibuat oleh seorang warga setempat bernama Ketut Ardika, 34, yang tinggal tepat di depan lokasi tersebut. Itu dibenarkan oleh Ardika, Ia menurutkan bahwa dirinya tidak menyangka tempat yang dibangunnya sejak sebulan lalu ini ramai dikunjungi. Padahal ia tidak merasa mempromosikan tempat ini. “Pengerjaannya baru sebulan lalu, belum sampai selesai, tapi sudah banyak dipakai selfie. Yang datang banyak dari seluruh Bali, padahal kita nggak pernah promosi. Kita buat seperti perahu biar unik dan nyambung juga sama danau. Banyak tamu-tamu bilang Titanic,” kisah Ardika.
Pria yang berprofesi sebagai fotografer ini mengaku sesungguhnya hanya membuat tempat untuk beristirahat para pengendara atau wisatawan yang melintas dengan konsep warung. Kebetulan pula di warung seberang jalan, istrinya juga menjual makanan dan minuman.
“Kita coba buat tempat singgah untuk istirahat sambil mengembangkan pariwisata di Buleleng, pas lewat bisa menikmati keindahan alam. Tidak ada dikenakan tarif di sini, bisa istirahat foto-foto sambil istri saya punya warung, minum kopi bisa sambil di sini,” paparnya.
Upaya pengembangan pariwisata di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng terus dilakukan Pemkab Buleleng. Salah satu hal yang dilakukan adalah menyiapkan perahu atau pedau singa. Jika di beberapa tempat lebih dikenal dengan perahu naga, maka untuk di Buleleng diberi nama Perahu Singa. Jumat (16/1/2015) pagi,
Pemkab Buleleng melakukan uji coba terhadap perahu singa tersebut. “Upaya pengembangan Danau Buyan akan berbasis ramah lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan pedau singa. Kita akan memprogramkan untuk melakukan pengadaan lebih banyak lagi pedau singa, sehingga bisa dimanfaatkan untuk setiap event yang berlangsung di Danau Buyan,” ungkap Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Pada tahun 2014 lalu, Pemerintah Kabupaten Buleleng melakukan pengadaan perahu yang diberi nama perahu singa, dengan kelengkapan seperti dayung hingga patung singa. Pedau berbahan fiber glass dengan panjang 16,5 meter ini mampu menampung satu team yang berjumlah 22 orang
Danau kembar Buyan berlokasi di Kecamatan Sukasada, sebuah wilayah yang terletak sekitar 21 km sebelah selatan Kota Singaraja, berada di pinggr jalan Denpasar-Singaraja. Danau Buyan terletak di ketinggian 1000 m diatas permukaan laut sehingga suhu udaranya begitu sejuk, apalagi jika malam hari. Sedangkan Danau Tamblingan bisa ditempuh dengan melalui pertigaan ke arah Desa Munduk, Desa Gobleg, dan tembus di Lovina. Dari Desa Munduk, danau Tamblingan bisa ditempuh melalui jalan swadaya masyarakat sekitar.
Lokasi kedua danau ini sangat strategis karena diapit oleh tiga objek wisata terkenal lainnya, yakni Puran Ulun Danu di Bedugul, Air Terjun Git-Git, dan Pantai Lovina.
Tidak hanya objek wisata Keasrian Danau Kembar: Buyan dan Tamblingan saja yang memberikan nuansa indah saat berlibur di Pulau Bali, para pengunjung pun dapat memilih tempat tujuan wisata lainnya. Bersama ARTHA Tour & Travel para wisatawan dapat memilih tempat objek wisata lainnya sebagai tempat liburan yang menyenangkan anda beserta keluarga tercinta.
Silahkan anda klik Lokasi Kategori Tujuan Wisata di bawah ini :
- ☞ Wisata di wilayah Barat pulau Bali
- ☞ Wisata di wilayah Utara pulau Bali
- ☞ Wisata di wilayah Timur pulau Bali
- ☞ Wisata di wilayah Selatan pulau Bali
- ☞ Wisata di wilayah Tengah pulau Bali
- ☞ Wisata di wilayah sekitar Kota Denpasar
Post a Comment Blogger Facebook